Senin, 19 November 2007
Situs web resmi: -
Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten dengan luas 7.000,5 km² ini beribu kota di Waingapu. Ibu kotanya Waingapu. Di utara, kabupaten ini menghadap Selat Sumba, di selatan menghadap Samudera Hindia, di timur berhadapan dengan Laut Sawu dan di barat berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat.
Keadaan Alam
Topografi kabupaten ini berupa rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah dengan empat gunung, yakni Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran rendah terdapat sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir paling barat). Kabupaten ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan musim kemarau yang panjang. Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret untuk daerah pesisir dan November sampai April di daerah pedalaman. Jumlah curah hujan dalam setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.
Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati, kelapa dan aren; sedangkan hewan peliharaan umumnya adalah kerbau dan kuda sesuai dnegan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.
Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang. Kondisi semacam ini dimungkinkan karena ratusan ribu tahun yang lalu saat zaman es berlangsung, daerah ini berada di bawah permukaan laut. Dan setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga tidaklah mengherankan bila sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh diatas batu-batu karang.
Demografi
Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa, atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km2, sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km2. Disamping orang Sumba Timur asli, juga terdapat orang Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa Sumba Kambera. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama Protestan. Selebihnya adalah Islam, Hindu dan Budha. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama tradisional Marapu. Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruh, nelayan dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar diatas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak, dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara adat berkenaan dengan daur hidup seperti upacara kelahiran (habola), perkawinan (lalei atau mangoma) dan kematian (pa taningu).
Pembagian Wilayah Administratif
Kabupaten Sumba Timur terdiri atas 15 kecamatan, yaitu:
Haharu
Kahaungu Eti
Karera
Waingapu
Lewa
Matawai Lapau
Nggaha Oriangu
Paberiwai
Pahunga Lodu
Pandawai
Pinu Pahar
Rindi
Tabundung
Umalulu
Wulla Waijelu